Setelah Jembatan Suramadu dioperasikan, saya sebagai warga
kecamatan Kamal, merasakan perubahan drastis dinamika kehidupan kota kecamatan
paling selatan di Kabupaten Bangkalan itu. Saya yang terbiasa menyaksikan
dinamika kehidupan yang demikian dinamis, mendadak merasa kehilangan sesuatu.
Hingar bingar kendaraan yang biasanya terlihat menjadi sangat kontras terlhat,
seolah-olah Kamal berubah menjadi kota tak berpenghuni (ah lebay..).
Namun, perlahan-lahan keadaan kecamatan Kamal mulai berubah.
Geliat ekonomi dan dinamika pergerakan manusia kian terasa. Penyebabnya adalah
keberadaan Universitas Trunojoyo, yang
berada di desa Telang, tumbuh menjadi perguruan tinggi yang kian diminati oleh
mahasiswa dari luar daerah Madura. Bisnis rumah kos, kedai makanan, fotocopy,
maupun transportasi menggeliat dengan sangat pesat. Kamal mulai kembali
bergairah.
Setiap terjadinya peningkatan populasi manusia di sebuah
kawasan, pasti akan memiliki efek positif maupun negatif. Tumbuhnya kawasan
rumah kos, kadangkala memunculkan problematika sosial, seperti munculnya
pergaulan bebas, yang dikhawatirkan akan berimbas ke masyarakat sekitar.
Persoalan lain yang akhir-akhir ini muncul adalah tingginya
angka kriminalitas (pencurian kendaraan) di kecamatan Kamal. Saat kepolisian
tidak bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat, khususnya bagi mahasiswa
pendatang, maka ini akan berdampak kepada animo calon mahasiswa luar daerah
untuk menimba ilmu di Unijoyo bila mereka tidak memperoleh jaminan keamanan
selama kuliah di Kamal.
Jika kita (masyarakat Kamal) masih ingin geliat kehidupan di
Kamal terus bergairah, kita wajib turut serta menjaga kenyamanan warga
pendatang, khususnya mahasiswa agar mereka kerasan tinggal di Kamal, dan dia
bercerita kepada kerabat bahwa kuliah di
Kamal sungguh membuat mereka nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar