Berawal dari sebuah keresahan, Aditya
Muslim atau biasa dipanggil Muslimin serius menggeluti dunia stand-up
comedy (SUC). Melihat SUC adalah salah satu wadah yang bisa meluapkan
segala keresahan, Muslimin mulai bergabung ke komunitas SUC Surabaya dan
mempelajari tentang ilmu SUC.
Kenapa keresahan? Ya, pemuda dari
Surabaya berdarah Madura ini merasa orang Madura dipandang rendah,
identik dengan tukang sate dan kekerasan. Tapi Muslimin hadir untuk
menunjukan pada semua orang, bahwa Madura tidaklah seperti itu, orang
Madura juga bisa membanggakan.
Pemuda yang baru saja lulus di
Universitas Muhammadiyah Surabaya ini, yakin dengan profesinya sebagai
stand-up comedian. “Jadi saya bahasnya dari saya tidak terima, kalian
tuh jangan gitu (jangan beranggapan rendah tentang orang Madura). Saya
tampil sebagai pembela saja.”
Rajin mengikuti Open Mic di SUC
Surabaya, akhirnya membawa pemilik akun Twitter @TretanMuslim ini
bertandang ke SUC Metro TV untuk mengikuti Open Mic, pencarian comic
baru untuk terus me-refresh layar kaca SUC Metro TV. Baginya, ini adalah
kesempatan yang lumayan besar. Seminggu tinggal di rumah sanak saudara
di Jakarta membuat Muslimin bisa bersilaturahmi ke beberapa komunitas
seperti komunitas SUC Bekasi dan SUC Bandung.
Muslimin tampil dengan ciri khas
Madura-nya, mempunyai karakter dan menarik. Pembawaannya yang santai
tidak meruntuhkan kelucuannya dalam membawakan bit-bit yang sudah ia
buat secara apik dan cerdas. Contohnya saja “Kalian tidak bisa protes
sama saya, kalau kalian protes dengan menyebut nama Muslimin, bukan
hanya saya yang marah, tapi dunia juga ikut marah,” kira-kira begitulah
salah satu bit dan punchline yang cerdas yang ia bawakan.
Sukses Muslimin, semoga kamu terus maju di dunia stand-up comedy Indonesia. (LI)
Sumber : http://suc.metrotvnews.com/detail_article.php?id=24&tbl=profile
Bagikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar