Kamis, 30 Januari 2014

Mata Najwa: HATI-HATI BUPATI part 3

Bagikan

Jumat, 20 Desember 2013

Undangan Bahasa Madura


Bagikan

Rabu, 11 Desember 2013

Raja Madura yang Jadi Inspirasi Perjuangan Mandela

ASTABRATA – Siapa yang tidak mengenal Nelson Madela? Mantan presiden Afrika Selaran periode 1994 hingga 1999 ini dikenal sebagai tokoh anti apartheid di negerinya. Untuk memperjuangkan hak-hak bangsa kulit hitam di negerinya, dia bahkan rela dipenjara selama 29 tahun oleh rejim apartheid.
Sehingga tidak heran kabar wafatnya Nelson Mandela pada 5 Desember 2013 lalu menjadi kabar duka, bukan hanya bagi rakyat Afrika Selatan, melainkan juga seluruh masyarakat dunia. Perjuangan tak kenal lelah memegang teguh prinsipnya menjadi inspirasi bagi banyak pihak.
Namun siapa nyana jika perjuangan tak kenal lelah Mandela salah satunya karena terinsipirasi perjuangan raja ternama asal Madura. Bagaimana kisahnya? Kisah ini didapat mantan menteri hukum dan HAM RI, Yusril Ihza Mahendra saat mengunjungi pulau Robin, tempat di mana Mandela dipenjara oleh rejim apartheid.
“Ketika saya mendarat di pulau Robin, persis di depan gerbang penjara ada sebuah kuburan yang dikeramatkan oleh kaum Muslimin di sana. Seorang jemaah bertanya pada saya apakah saya orang Indonesia. Saya jawab, “Ya!” tulis Yusril di akun twitternya.
“Orang itu pun bercerita ketika Mandela dibebaskan dari penjara, dia mengunjungi makam keramat ini. Mandela kemudian berkata: ‘Apalah artinya saya dipenjara selama 29 tahun di pulau ini, dibandingkan orang ini,’ kata Mandela sambil menunjuk ke makam keramat itu.”
“Saya tidak tahu dari mana asalnya. Tapi tampaknya dia seorang pejuang yang begitu dihormati di negerinya. Orang ini dipenjarakan penjajah hingga dia mati di pulau ini. Dia tak pernah pulang ke negerinya,” kata sang jemaah menirukan perkataan Mandela saat itu.
Mendengar cerita itu, Yusril tertegun dan masuk ke makam keramat itu. Di dinding makam ada tulisan berbahasa Inggris yang berbunyi: “the grave of Shaikh Mathura, the first man who reading the Holy Qur’an in South Africa.”
Dari beberapa literatur yang ada di Capetown, diketahui jika makam keramat tersebut merupakan makam Shaikh Mathura (Madura) atau yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Cakraningrat IV asal Madura.
Mengenal Sosok Shaikh Mathura atau Cakraningrat IV
Pangeran Cakraningrat IV merupakan raja Madura Barat yang bertahta dari tahun 1718 hingga 1746 Masehi. Cakraningrat berseteru dengan penjajah Belanda di bawah bendera dagang VOC karena menolak memberikan upeti.
VOC coba melakukan perundingan dengan Ckraningrat IV pada Juli 1744. Tapi permintaan VOC ditolak Cakraningrat IV. Akhirnya pada Februari 1745 VOC menyatakan Cakraningrat telah melakukan pemberontakan tehadap kekuasaan VOC di timur pulau Jawa.
Pasukan Cakraningrat IV sempat membuat kewalahan pasukan VOC yang menguasai Madura Timur. Tapi pasukan VOC tidak mampu menghalau serangan lanjutan dari VOC yang membuat Cakraningrat IV dan para pengawal kepercayaannya kabur ke Banjarmasin.
Sayang pelarian Cakraningrat IV di pulau Kalimantan berakhir. Karena ada pengkhianatan dari raja setempat yang menyerahkannya ke VOC. Setelah sempat dipenjara di Batavia (Jakarta saat ini), pada tahun 1746 Cakraningrat IV kemudian diasingkan dengan dibuang ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Sumber: http://astabrata.com/
Bagikan

Kamis, 28 November 2013

Mengenal Suku Madura


Suku Madura
Jumlah populasi
7.179.356 (sensus 2010)
Kawasan dengan populasi yang signifikan
Jawa Timur: 6.520.403.
Kalimantan Barat: 274.869.
DKI Jakarta: 79.925.
Kalimantan Selatan: 53.002.
Kalimantan Timur: 46.823.
Kalimantan Tengah: 42.668
Bali: 29.864.
Bangka Belitung: 15.429.
Jawa Tengah: 12.920.
Sebagian besar Islam dan sebuah minoritas kecil ada yang beragama Kristen.
Kelompok etnik terdekat







Sejarah
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 7 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian Malang. ada jugak yang meneap di Bawean, di negeri jiran Malaysia misalnya juga ada, bahkan mereka ada yang menjadi penduduk tetap (sudah dapat AiC/ surat tinggal selamanya.
Sebaran Tinggal
Di samping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial, namun sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti ketua MK Mahfud Md, Wardiman Djojonegoro (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998 di bawah pemerintahan Presiden Soeharto), R. Hartono adalah seorang mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Beliau merupakan satu-satunya perwira tinggi dari korps Kavaleri yang mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat). Selain itu banyak juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak menjadi Pahlawan nasional Indonesia Seperti: Trunojoyo yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda (VOC tahun 1677). Kiyai Taman adalah seorang pejuang Islam yang gigih menentang Belanda pada tahun 1919. Kiai Djauhari membuka cabang Hizbullah di Prenduan. Didirikan pada tahun 1944, Hizbullah adalah organisasi militer pemuda Majelis Muslimin Indonesia (Masjumi), organisasi yang berpengaruh secara nasional kala itu.
Agama dan Kepercayaan
Mayoritas masyarakat suku Madura adalah penganut Islam. Islam Madura adalah islam yang dikenal cukup aneh karena menganggap semua yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan. contoh, mereka tidak mau bayar sewa tanah, bayar listrik, bayar air karena mereka menganggap itu adalah milik tuhan dan mereka bebas menggunakannya. Mereka juga kerap kali mencuri sesuatu karena asas "semua milik Tuhan" yang mereka percaya itu" Namun tidak semua suku Madura menganut kepercayaan tersebut. Kepercayaan di atas hanya dianut oleh segelintir suku Madura yang masih sangat awam. Sekarang Pondok Pesantren dan pendidikan Islam tumbuh subur di Madura. Sehingga, kepercayaan tersebut sudah ditinggalkan oleh suku Madura.
Bahasa
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Tulisan di atas hanya streotipe saja yang hanya dilakukan oleh segelintir orang. Suku Madura memiliki aturan dan tatakrama yang sangat kuat. Orang Madura sangat menghormati orang tua, guru, dan sebagainya. Apalagi Madura Timur (Pamekasan dan Sumenep)yang dikenal halus gaya bicaranya dan sangat sopan santun.
Karakter Sosial Budaya
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.
Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan)dengan Madura Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik dari sikap, bahasa, dan tatakrama dari pada orang Madura Barat. Orang Madura Barat lebih banyak merantau dari pada Madura Timur. Hal ini, dikarenakan Madura Barat lebih gersang dari pada Madura Timur yang dikenal lebih subur
Sumber : Wikipedia

Bagikan